Thursday, July 24, 2014

Celestial tourism

Berikut ini diskusi dengan Pak Armin tentang Rev. Park Yong Gyu yang konon pernah diangkat ke surga dan neraka.

Armin:
Dear Pak Agus,

Ini linknya kesaksian Rev. Park Yong Gyu, semoga bermanfaat.

Salam,
Armin

Saya:
Dear Pak Armin,
Kalau boleh saya bersaran, adalah lebih baik Pak Armin dan Ibu Susan belajar dari Bible Study IRECT daripada dari youtube. Sungguh, Pak Armin sendiri tahu, terlalu banyak yang kita bisa lihat dari youtube: yang benar, yang miring, semua ada. Lalu bagaimana kita discern, membedakan yang benar dari yang salah?

Kesaksian-kesaksian seperti ini tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hari-hari ini memang banyak orang menulis buku dan bercerita di mana-mana tentang pengalaman ke surga dan neraka, lalu pulang lagi. Di Indonesia ada yang sampai terkenal, mungkin Pak Armin ingat, Pariadji.

Kesaksian-kesaksian mengenai pengalaman pribadi tidak pernah boleh menjadi pegangan kita memahami Alkitab. Semestinya kebenaran Alkitab yang menjadi terang untuk membaca/mengerti pengalaman kita.

Ide bahwa Tuhan memanggil org ke surga lalu kembali dan memanggil org itu untuk share pengalamannya supaya dapat membangkitkan iman kita adalah exact opposite dari apa yang Tuhan kehendaki dari kita. Tidak ada alasan kita memakai kesaksian pribadi org mengenai surga untuk membuktikan apakah surga itu real atau neraka itu real. Alkitab menjanjikan berkat pada mereka yang tdk melihat namun percaya. Pengharapan kita tdk terletak pada cerita seorang pendeta atau siapapun dia yg mengatakan bahwa ia telah tour ke surga; pengharapan kita ada pada Yesus Kristus, Allah yg dng murah hati telah menyatakan diri-Nya pd kita dalam Alkitab. Iman adalah percaya bhw apa yg Allah katakan dalam Alkitab adalah ya dan amin tanpa error.

Saya mohon dengan sangat agar Pak Armin berhati-hati dengan ajaran seperti ini karena jika kita baru percaya penuh pada apa yang Alkitab ajarkan ketika kita menerima semacam verifikasi dari luar Alkitab, misalnya kesaksian manusia, maka kita sedang dishonoring God.

Kiranya Tuhan berbelas kasihan dan menolong kita.

In Christ alone,
Agus Sadewa
Untuk selanjutnya respon saya berikan per paragraph.

Saya:
Dear Pak Armin,
Reply saya di bawah ya!

Armin:
Dear Pak Agus,
Saya setiap kali melihat video atau membaca artikel atau buku selalu saya pandang dari kaca mata Alkitab. Tidak sebaliknya. Saya setuju dengan Pak Agus. Tentang Pariaji saya malah belum pernah mendengarnya sama sekali. Kalau bapak mau membagikan kesaksian Pariaji juga boleh. Paulus juga pernah mengalami pengalaman ke sorga dan kembali lagi ke bumi. Dan saya anggap itu real.

Saya:
Saya juga membaca pengalaman Paulus itu real. Selain Paulus, Yohanes di Patmos. Tapi mohon Bapak bisa membedakan wahyu Yohanes dengan turisme ke surga ala Rev. Park dan lain2nya. Yohanes menutup kitab Wahyu dng ini: “I warn everyone who hears the words of the prophecy of this book: if anyone adds to them, God will add to him the plagues described in this book, and if anyone takes away from the words of the book of this prophecy, God will take away his share in the tree of life and in the holy city, which are described in this book” (Revelation 22:18-19). Yohanes dng jelas menegaskan bhw kitabnya ini menutup wahyu Allah dlm Alkitab. Membandingkan wahyu Yohanes dng pengalaman Rev. Park sama dng membandingkan kwaci dng kapal tampomas. :D

Pengalaman Paulus juga tdk boleh disamakan dng pengalaman Rev. Park:
1. Paulus tdk tahu apakah pengalamannya sebuah visi atau sesuatu yg terjadi secara bodily. Tapi bagi Rev. Park, ia benar2 mengalami surga. Btw. bagi Pak Armin, surga itu apa? Apa yg Alkitab ajarkan mengenai surga? Pengharapan akhir kita bukan surga, tapi langit dan bumi yg baru. Dan itu belum terjadi. Kita masih menantikan kejadiannya hingga Tuhan datang kembali ke dunia. Apa yg digambarkan Rev. Park sepertinya sesuatu yg akan terjadi di langit dan bumi yg baru - walaupun deskripsinya tdk biblical pula.

2. Paulus berkata bhw ia menahan diri untuk tdk mendiskusikan apa yg ia lihat dan apa yg ia alami, tapi Rev. Park malah disuruh menceritakan segala sesuatu yg ia alami. Perhatikan bagaimana Paulus menceritakan pengalamannya; ia bahkan tdk refer dirinya secara langsung (2 Korintus 12). Pengalaman Paulus suggest bhw jika kita memang punya pengalaman serupa, reaksi yg humble dan  benar adl menjaganya tetap rahasia antara dirinya dan Tuhan.

Daripada membahas atau menjadikan pengalaman Rev. Park instruction bagi kita, bukankah jauh lebih bermanfaat kita mempelajari Firman Tuhan, Pak Armin? Tuhan sendiri telah memberi Firman-Nya untuk menjadi pelita bagi kaki kita, bukan pengalaman seorang Rev. Park.

Armin:
Pengharapan saya hanya pada Yesus, satu-satunya jalan keselamatan. Tidak ada jalan lain. Saya banyak bertemu dengan pendeta yang mengatakan Yesus adalah salah satu jalan keselamatan. Saya pandang itu adalah sesat. Kalau orang ada yang menganggap pandangan saya ini ekstrim, itulah yang saya yakini dan saya pegang teguh.

Saya:
Setuju! Itu tdk extreme, tapi benar.

Armin:
Pdt. Park Yong Gyu adalah dari Conservative Presbyterian church. Dia menolak dan menganggap tidak benar cerita2 tentang sorga dan neraka. Persis sependapat dengan Pak Agus. Sampai suatu ketika dia mengalami sendiri dan dia berubah total. Hatinya diperbaharui sampai mampu merelakan menjual seluruh asetnya yang benilai US$ 150 juta untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Dia tidak mencari uang dengan pengalamannya itu, malah membuang uangnya.

Saya melihat cerita itu sesuai dengan Alkitab, tetapi tidak sesuai dengan doktrin Reformed/Calvinist, sedangan dipandang dari Karismatik dan Pantekosta cerita itu sesuai dengan doktrin mereka. Jadi saya tidak berani  mengatakan bahwa ceritanya tidak benar atau error dari kaca mata Allah.

Ya begitu Pak Agus, nanti kita sambung lagi di email yang lain.

Salam,
Armin

Saya:
Saya tidak menolak kebenaran adanya surga dan neraka, Pak Armin. Alkitab sendiri menyatakannya. Saya menolak cerita pengalaman orang yg pernah ke surga dan neraka. Persis karena cerita tsb tidak biblical, tdk dpt dipertanggungjawabkan. Kalaupun ada poin2 yg nyerempet benar, tdk boleh menjadi standar atau guidance bagi hidup kita. Karena titik berangkatnya sdh keliru. Saya percaya org bisa mengalaminya, tapi tidak lagi, setelah Tuhan memberikan kita Alkitab sebagai satu2nya standar hidup tertinggi. Soal perubahan hidup Rev. Park, saya terkesan. Tapi seseorg tdk perlu mengalami itu dulu baru berubah secara radikal. Ada berjuta-juta org Kristen yg martyr bagi Kristus, namun yg belum pernah mengalami apa yg dialami Rev. Park. Apakah ini tidak lebih mengesankan, Pak Armin? 

Kalau begitu, kalau cerita Rev. Park memang biblical, marilah kita bahas satu-satu. Mohon Pak Armin beritahu saya apa yg biblical dari kesaksian Rev. Park. Kita mulai dari sana. Tidak perlu kita main label Reformed atau Karismatik deh. Lebih baik kita kembali pada Alkitab, mencoba memahaminya.

Blessings,

Ps. Agus  

No comments:

Post a Comment