Thursday, July 24, 2014

Will God forgive me if I don't forgive my offender?

Berikut ini diskusi saya dengan Pak Armin tentang pengampunan Tuhan dan pengampunan manusia.

Armin:
Dear Pak Agus,

Ngomong2 soal kita harus mengampuni orang karena kita sudah diampuni oleh Tuhan, saya setuju sekali dan sangat alkitabiah. Tapi seperti saya dua kali sebutkan waktu memimpin liturgi tentang kita harus mengampuni untuk bisa menerima pengampunan dari Tuhan itu sangat jelas di Alkitab dan diucapkan oleh Yesus sendiri:

Matius 6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; 6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.) 6:14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. 6:15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.

Salam, 
Armin

Saya menjawab:
Dear Pak Armin,

Begini logic Pak Armin, bukan?
- Saya sudah diampuni oleh Tuhan.
- Karena itu, saya harus mengampuni orang yg bersalah pada saya.
- Kalau saya tidak melakukannya, maka pengampunan bagi saya akan dibatalkan.
- Jadi, pengampunan Tuhan tergantung dari pengampunan saya.
- Kalau saya tidak mengampuni orang yang berbuat salah pada saya, maka pengampunan Tuhan dibatalkan. Dan kalau pengampunan Tuhan dibatalkan, berarti saya tidak selamat, saya binasa.
- Kesimpulan, selamat atau tidaknya hidup saya bergantung pada perbuatan saya, dalam hal ini, apakah saya mengampuni orang yg bersalah pada saya atau tidak.
- Kalau begini, Pak Armin tidak percaya akan salvation by grace, tetapi salvation by work.

Lain halnya, jika Pak Armin berpikir seperti ini:

Saya sudah diampuni oleh Tuhan. Karena itu hidup saya bukannya milik saya lagi. Saya telah diubah oleh anugerah pengampunan Tuhan. Saya merasa bersyukur, dan saya mau mengampuni orang yang bersalah pada saya.

Di sini pengampunan saya adalah gift yang saya extend kepada orang lain karena saya sendiri telah menerima gift tersebut. Gift yang tdk layak saya terima. Pengampunan yg saya extend adalah buah dari anugerah Allah yang bekerja dalam hidup saya, mengubah saya inside-out. Mengampuni dan diampuni menjadi habit hidup saya, menjadi kolam di mana saya hidup.

Jika ada orang Kristen yang berbulat hati untuk tidak mengampuni org yg bersalah padanya, org ini tidak aware akan dosanya yg besar, tapi hanya dosa org lain dan penghakiman yang ia tuntut, ia patut mempertanyakan keselamatannya sendiri, karena mungkin sekali ia sendiri belum mengalami/menerima pengampunan Tuhan.

Perlu kita ingat: Pengampunan Tuhan tidak boleh bergantung pada pengampunan kita. Karena jika demikian, Pak Armin pun tidak dapat yakin bahwa Pak Armin telah diselamatkan oleh Tuhan. Pengampunan manusia begitu imperfect. Tidak boleh menjadi standard.

Saya harap sampai di sini Pak Armin bisa melihat perbedaannya dengan jelas.

Kiranya Tuhan menolong kita!
Ps. Agus

No comments:

Post a Comment